Senin, 22 Maret 2010 | 12:18 WIB
TEMPO Interaktif, Makassar - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman) Idarah Aliyah Habib Toha menyatakan penolakannya kepada Hasyim Muzadi dalam pencalonan Rois Am Nahdlatul Ulama di Muktamar ke-32 Makassar.
Menurutnya sikap resmi DPP Jatman menolak Muzadi untuk dicalonkan menjadi Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sebab kata Toha, bukan tempatnya Muzadi menduduki Rois Am. Menurutnya masih banyak kiai-kiai yang lebih tua dan lebih cocok.
"Kami ingin agar Rois Am diberikan pada kiai yang lebih senior, " kata Habib Toha dalam jumpa pers di sekretariat Jatman Idarah Wustha (Pengurus tingkat Provinsi) Sulawesi Selatan, jalan Baji Bicara siang ini.
Sikap itu juga untuk mengklarifikasi pernyataan sikap DPP Jatman yang akan keluar dari NU jika Muzadi terpilih Rois Am NU yang dimuat di sejumlah surat kabar lokal dan nasional. "Kami pengurus pusat hendak mengklarifikasi pernyataan Rais Am Jatman Habib Lutfi Bin Ali Yahya yang menyatakan akan keluar dari NU jika Muzadi menjadi Rois Am PBNU, " kata Habib Toha.
Toha didampingi oleh Ketua Dewan Mursyid Jam'iyah Khalwatiah Syekh Yusuf Al-Makassary Syaikh Abdurahim Assegaf Puang Makka, Sekjen Jatman Muhammad Masroni dan para jamaah tarekat Syekh Yusuf ini.
Ditambahkan Nasroni, bahwa masih banyak kiai-kiai yang menurut pengamatan Jatman lebih pantas, seperti Maimun Zubair, Mustafah Bisri, Zainuddin. "Kami kedepankan adat, hormati senior, " kata Sekjen Jatman ini.
Namun, kata Toha, tidak berarti setuju dengan pencalonan itu. Menurutnya Muzadi diakui punya banyak kelebihan, baik, bagus dan cerdas. Tapi secara adat istiadat di NU, mana kala masih ada yang lebih tua, berilah kepada yang lebih senior.
"Tua keilmuan, tua pengetahuan, tua dedikasi, " ujarnya.
Jatman memiliki 43 organisasi tarekat di Indonesia dan badan otonom NU lainnya, kata Sekjen Jatman Masroni sebenarnya tidak puas dengan Muktamar ini karena badan otonom ini tidak punya suara di Muktamar.
ABD AZIS
Menurutnya sikap resmi DPP Jatman menolak Muzadi untuk dicalonkan menjadi Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sebab kata Toha, bukan tempatnya Muzadi menduduki Rois Am. Menurutnya masih banyak kiai-kiai yang lebih tua dan lebih cocok.
"Kami ingin agar Rois Am diberikan pada kiai yang lebih senior, " kata Habib Toha dalam jumpa pers di sekretariat Jatman Idarah Wustha (Pengurus tingkat Provinsi) Sulawesi Selatan, jalan Baji Bicara siang ini.
Sikap itu juga untuk mengklarifikasi pernyataan sikap DPP Jatman yang akan keluar dari NU jika Muzadi terpilih Rois Am NU yang dimuat di sejumlah surat kabar lokal dan nasional. "Kami pengurus pusat hendak mengklarifikasi pernyataan Rais Am Jatman Habib Lutfi Bin Ali Yahya yang menyatakan akan keluar dari NU jika Muzadi menjadi Rois Am PBNU, " kata Habib Toha.
Toha didampingi oleh Ketua Dewan Mursyid Jam'iyah Khalwatiah Syekh Yusuf Al-Makassary Syaikh Abdurahim Assegaf Puang Makka, Sekjen Jatman Muhammad Masroni dan para jamaah tarekat Syekh Yusuf ini.
Ditambahkan Nasroni, bahwa masih banyak kiai-kiai yang menurut pengamatan Jatman lebih pantas, seperti Maimun Zubair, Mustafah Bisri, Zainuddin. "Kami kedepankan adat, hormati senior, " kata Sekjen Jatman ini.
Namun, kata Toha, tidak berarti setuju dengan pencalonan itu. Menurutnya Muzadi diakui punya banyak kelebihan, baik, bagus dan cerdas. Tapi secara adat istiadat di NU, mana kala masih ada yang lebih tua, berilah kepada yang lebih senior.
"Tua keilmuan, tua pengetahuan, tua dedikasi, " ujarnya.
Jatman memiliki 43 organisasi tarekat di Indonesia dan badan otonom NU lainnya, kata Sekjen Jatman Masroni sebenarnya tidak puas dengan Muktamar ini karena badan otonom ini tidak punya suara di Muktamar.
ABD AZIS