Friday, May 21, 2010
Kiai Djalil Dukung Wiranto-Gus Sholah, Diikuti 900.000 Jamaah PETA
Sabtu, 19 Juni 2004 15:41
Tulungagung, NU Online
Kiai Toreqot yang juga pimpinan Ponpes PETA (Pesulukan Toreqot Agung Tulungagung), KH Abdul Djalil Mustaqiem tak biasanya bikin manuver politik. Namun, menjelang Pilpres-Pilwapres, kiai kharismatik yang disegani ini tiba-tiba mengeluarkan statemen politik mendukung duet Wiranto-Gus Sholah. Manuver politik ini didasarkan hasil istikharoh Kiai Djalil yang juga dilakukan lima kiai terkenal lainnya. Dipastikan, dukungan ini bakal diikuti jamaah Toreqot PETA yang jumlahnya mencapai 900.000 orang di berbagai penjuru tanah air.
Dukungan terhadap pasangan Wiranto-Gus Sholah itu, Sabtu (19/6) siang diungkapkan Kiai Djalil dalam keterangan pers yang berlangsung di kediamannya Ponpes PETA Kelurahan Kauman, Kota Tulungagung, Jawa Timur. ''Ya, memang betul saya mendukung Wiranto. Sejak awal, saya sudah kenal Wiranto. Tapi, Wiranto belum kenal sama saya,'' ungkap KH Abdul Djalil Mustaqiem.
Menurut Kiai Djalil, dukungan yang disampaikan kepada pasangan Wiranto-Gus Sholah semata-mata didasarkan hasil sholat istikharoh yang dilakukannya sebelum memasuki masa kampanye lalu. Selain dirinya yang istikharoh, KH Djalil juga memerintahkan lima orang kiai kenamaan lainnya untuk melakukan istikharoh. ''Alasan mendukung Wiranto ya hasil istikharoh saya. Saya juga menyuruh lima kiai lain untuk bersitikharoh. Insya Allah, menurut hasil istikharoh, Wiranto jadi presiden,''kata Kiai Djalil tanpa bersedia menyebutkan nama lima kiai yang disuruh istikharoh itu.
Selain didasarkan hasil istikharoh, Kiai Djalil mengaku mendukung Wiranto karena Capres ini pernah menjabat sebagai komandan militer. Sementara, capres lainnya belum ada yang memiliki pengalaman seperti Wiranto. ''Dia (Wiranto) pernah menjadi komandan yang pernah disegani. Calon yang lain kan belum ada yang pernah jadi komandan militer seperti Wiranto,'' kata Kiai Djalil.
Bagaimana dengan track record Wiranto yang dinilai kurang bagus dan disebut-sebut tersandung kasus pelanggaran HAM, Kiai Djalil tak banyak memberikan penjelasan. ''Lho, kiai saja yang kotor banyak, apalagi seorang pejabat,'' tandas kiai toriqot yang dikenal kharismatik dan memiliki santri di berbagai penjuru tanah air ini.
Mengapa Kiai Djalil dan santri-santri Toriqot PETA tidak diarahkan untuk mendukung KH Hasyim Muzadi yang berpasangan dengan Megawati. Padahal, KH Hasyim Muzadi menjabat sebagai Ketua Umum PB NU? ''Hasyim kan mencalonkan bukan atas nama NU, tapi atas nama pribadi. NU kan nggak mencalonkan. Malah, PKB yang mencalonkan Gus Sholah,'' tegasnya.
Ditanya apakah dukungannya kepada pasangan Wiranto-Gus Sholah ini juga akan diinstruksikan dengan mengeluarkan fatwa kepada para santri Toreqot PETA? ''Tanpa diberitahu secara formal, santri-santri saya sudah mengerti semua. Nggak perlu juga saya mengeluarkan fatwa-fatwaan. Kalau saya sudah ngomong A, Insya Allah, santri-santri saya Insya Allah akan ikut semua,'' kata Kiai Djalil.
Diungkapkan, saat ini, Toreqot yang dipimpinnya memiliki jamaah sekitar 900.000 orang yang tersebar di berbagai penjuru. Meski tidak mengeluarkan fatwa, kata Kiai Djalil, santri-santrinya secara 'gethok tular' akan menyampaikan pesan politiknya mendukung Wiranto-Gus Sholah. ''Jamaah saya 900.000 itu Insya Allah mengikuti saya. Ini belum termasuk simpatisannya,'' tegas Kiai Djalil.
Setelah mengeluarkan statemen politik mendukung duet Wiranto-Gus Sholah, kata Kiai Djalil, Ponpes PETA kini tertutup dikunjungi caprs-cawapres yang lain. ''Ya, tentu saja, sekarang ini saya nggak mau menerima kunjungan capres-cawapres yang lain. Nanti kalau mau dikira yang nggak-ngak. Untuk kunjungan dari calon lain, sekarang kami sudah tertutup,'' ujarnya.
Kiai Djalil tak akan kecewa seandainya pasangan Wiranto-Gus Sholah yang didukungnya nanti tidak terpilih menjadi Presiden-Wakil presiden. ''Nggak apa-apa kalau tak terpilih. Saya kan hanya ingin menentramkan umat. Umat NU kan resah. Untuk menentramkan, saya buat himbauan seperti ini,'' kata Kiai Djalil.(kd-mhb)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment