Friday, May 21, 2010

600 Pria Zikir 3 Malam Keliling Kampung Besilam



Pos Metro Medan Selasa, 20 Oktober 2009
LANGKAT
PEMBUNUHAN Hj Basariah (65), Rabu (9/9) lalu, sepertinya sulit dilupakan masyarakat di perkampungan Babussalam, Besilam, Langkat. Karenanya, mereka tidak ingin peristiwa di Dsn II, Ds. Besilam, Kec. Padang Tualang, Langkat, itu terulang kembali.

Sebagai bentuk keprihatinan itu, mereka menggelar kembali tradisi yang telah diwariskan Syeikh Abdul Wahab Rokan kepada anak dan cucunya, yakni zikir berjalan keliling kampung. Dan itu telah dilaksanakan pada Jumat (16/10) hingga Minggu (18/10) lalu.

Zikir ini sendiri diikuti 600 jamaah khusus pria, dengan mengenakan pakaian wajib berwarna putih-putih. Sebelum ritual berjalan keliling kampung dilakukan, mereka terlebih dahulu berdoa dan zikir di makam Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan. Selain berzikir, dalam ritual tersebut, juga dilakukan azan dan doa di empat sudut kampung.

Yang menarik, selain berkeliling kampung, warga yang bermukim di perkampungan Babusslam tak diperkenankan membuka pintu ataupun jendela rumah mereka, selama ritual berlangsung. Tujuannya, agar warga terhindar dari mala petaka.

�Didalam zikir berjalan ini, selain berkeliling kampung, juga di lakukan Azan dan Doa terhadap 4 sudut kampung Besilam dan saat dilakukannya zikir berjalan, setiap rumah tidak dibenarkan membuka pintu dan jendela rumah mereka,� kata Khalifah Jamaluddin Khalik dan H.Ahyar Murni.

Ritual zikir yang sudah 11 tahun terakhir tidak dilaksanakan ini, dipimpin oleh Tuan Guru Syekh Tajuddin Al Mudawar. Usai zikir berjalan, para khalifah (pimpinan) ritual langsung kembali ke makam tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan. Di sini, mereka makan Bertih dan pisang Bantan secara bersamaan. Ini merupakan adat tradisi turun temurun penganut tariqat naqsabandi di perkampungan Besilam, Langkat.

�Tujuan dilaksanakan zikir ini adalah untuk mengusir segala marabahaya dari perkampungan Besilam Babussalam,� terang Syekh Tajuddin.(ndi/smg)

No comments:

Post a Comment