Tuesday, December 1, 2009

Modernisasi Pesantren Bersifat Dikotomis

SM - 29 Oktober 2009
Disertasi Dr HA Umar MA

SALATIGA-Modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek di pondok pesantren membawa manfaat yang besar bagi pesantren dan santri dalam menghadapi perkembangan global sekarang ini.

Namun, perkembangan itu ternyata juga berdampak pada pergeseran, yang bila tidak dikelola dengan baik akan mengancam nilai-nilai dan karakter pesantren.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr HA Umar MA tentang ”Dinamika Pesantren Darul Ulum Jombang, Jatim” sebagai bahan disertasi ujian doktor yang telah dilakukan di Program Pascasarjana Ilmu Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, belum lama ini.

Hasil ujian promosi tersebut, Umar memperoleh predikat sangat memuaskan dan menjadi doktor ke-230 PPs UIN Sunan Kalijaga. Dari hasil penelitian yang berjudul ”Modernisasi Pendidikan Islam Pesantren (Studi tentang Dinamika Pesantren Darul Ulum Jombang)” itu, terlihat bahwa modernisasi ponpes itu telah digagas oleh Kiai Mustain Romly pada 1960-an dengan konsep trisula, yakni terdiri atas pesantren, tarekat, dan sekolah umum.
Trisula Menurut Umar, Pesantren Darul Ulum Jombang mampu menyanding tradisi pesantren yang dikotomis dengan memisahkan agama dan ilmu pengetahuan, serta memisahkan pula antara pendidikan kajian kitab kuning dengan pendidikan keilmuan modern (sains) dan teknologi. Konsep trisula menjadi kesatuan yang harmonis.

Modernisasi itu berhasil menyatukan sistem pendidikan Timur Tengah dengan sistem pendidikan Barat serta mengubah figur kepemimpinan kiai menjadi figur kepemimpinan kolektif.

Namun, dari hasil penelitian itu ditemukan bahwa modernisasi telah berimplikasi pada pergeseran tujuan pendidikan pesantren, pergeseran oritentasi pendidikan keluarga kiai, pergeseran otoritas kiai, dan pergeseran interaksi santri-kiai.

Umar menilai, beberapa hal tersebut perlu disikapi secara hati-hati oleh pengelola pesantren. (H2-45)

No comments:

Post a Comment