Tuesday, December 1, 2009

’’Jangan Ada Suuzan Politik’’

SM - 29 Agustus 2008
SEMARANG -Brigjen TNI Drs H Kurdi Mustofa MM mengajak umat Islam untuk menggelorakan semangat zikir kepada Allah (zikrullah). ’’Melalui zikir mari kita jadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi semua alam—Red). Jangan tampilkan Islam seperti garang, menakutkan, dan sebagainya. Jangan ada suuzan politik di antara kita,’’ katanya.

Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut mengatakan hal itu di depan peserta Silaturahim Daerah (Silatda) 1 Majelis Zikir SBY Nurussalam se-Jateng di aula Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah Raya, Semarang, Kamis (28/8).

Silatda dibuka Gubernur Jateng yang diwakili Kepala Biro Bina Mental Setda Edy Susanto MSi. Selain Kurdi yang mewakili pengurus pusat, hadir Ketua Bidang Humas KH Ahmad Rivai.

Ketua Pengurus Wilayah Majelis Zikir SBY Nurussalam Jateng Drs H Ahmad Musyafir menjelaskan, kegiatan diikuti 300 orang terdiri atas ketua dan sekretaris pengurus cabang se-Jateng, alumni umrah empat angkatan, serta para kiai pimpinan pondok pesantren.

’’Alhamdulillah sekarang ini seluruh kabupaten/kota se-Jateng telah terbentuk cabang. Tujuannya untuk berpartisipasi membangun Jawa Tengah. Tidak ada tujuan lain apalagi politik praktis,’’ katanya.

Pada kesempatan itu Ahmad Musyafir melantik pengurus cabang  Kota Semarang, Grobogan, Blora, Purworejo, Kabupaten dan Kota Magelang, Kota Pekalongan, Pati, serta Kudus.
Dibentuk SBY Kurdi Mustofa yang alumnus Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang itu menjelaskan, Majelis Zikir SBY Nurussalam didirikan SBY pada saat menjabat Menkopolkam. Nurussalam menurutnya berarti cahaya perdamaian.

Dijelaskan, Presiden pada waktu itu meminta namanya tidak dicantumkan sebagai nama majelis zikir. Namun, pihaknya menolak dan minta tetap mempertahankan label SBY.

’’Tarekat itu menggunakan nama-nama mursyidnya sebagai pendiri seperti Qadiriyah, Naqsabandiyah, Tijaniyah, dan lain-lain. Nama SBY dicantumkan tidak sebagai mursyid, melainkan sebagai pendiri majelis zikir,’’ katanya.

Kegiatan SBY Nurussalam, tegas Kurdi, hanya ritual zikir kepada Allah. Pengurus pusat tidak memberikan aturan dan tuntutan bacaan zikir. ’’Silakan berzikir sesuai bacaan dan tuntunan yang sudah diamalkan selama ini dan berkembang di daerah masing-masing,’’ katanya.

Dia yakin, bila masyarakat sudah kembali menggelorakan semangat zikir kepada Allah, tidak ada lagi kesenjangan, pertentangan, dan permusuhan di antara umat. ’’Mari kita ujudkan umatan wahidah, umat yang satu membangun kesejahteraan bangsanya,’’ katanya. (H9-62)

No comments:

Post a Comment