SM - Rabu, 03 Nopember 2004
''MOHON doa Kiai, suami saya sedang terkena stroke.'' Begitu kata Nyonya Suwandi (50), seorang anggota jamaah yang akan mengikuti pengajian hari Selasa, kepada gurunya, Kiai Muhammad Asnawi (53). Wanita itu mampir ke rumah pembimbing spiritualnya untuk membayar zakat sebelum dia bermujahadah di Masjid Al Itikaf, 20 meter dari rumah kiai tersebut di RT 5 RW 2 Kelurahan Jaraksari, Wonosobo.
Mengadukan masalah pribadi atau keluarga, seperti yang dilakukan Nyonya Suwandi, kepada kiai menjadi hak setiap anggota jamaah Tarekat Naqsyabandi Kholidiyah.Tidak hanya ketika mempunyai masalah kedekatan antara kiai dan santri dapat terjalin. Setiap selesai pengajian, setiap santri diberi kesempatan berdialog dengan sang kiai.
Dari situlah kedekatan antara Kiai Asnawi dan para santrinya yang hampir semua berusia senja terbangun. Tidak mengherankan jika puluhan santri yang datang ke rumahnya kemarin pagi dikenal dengan baik oleh sang kiai. Nama, alamat, keluarga, dan masalah mereka diketahui oleh Kiai Asnawi melalui silaturahmi bertahun-tahun.
Rata-rata pengikut tarekat itu telah mengaji di Jaraksari lebih dari sepuluh tahun. Seorang santri yang menjadi anggota jamaah sejak lima tahun lalu oleh Kiai Asnawi dikatakan masih pemula.
Dari Luar Kota
Para manula yang mengikuti pengajian di Masjid Al Itikaf berasal dari berbagai wilayah kecamatan di Wonosobo. Ada juga beberapa santri dari luar kota, seperti Temanggung dan Purworejo.
Pengajian jamaah Tarekat Naqsyabandi Kholidiyah diselenggarakan seminggu dua kali, setiap Selasa dan Jumat.
Menurut Kiai Asnawi, meskipun materi pengajian yang diajarkan dan diamalkan sama, santri yang datang pada Jumat tidak akan datang pada Selasa.
Sebaliknya, mereka yang biasa mengikuti pengajian hari Selasa tentu Jumatnya tidak datang.
Hal itu karena waktu yang dimiliki para manula itu terbatas. Mereka kebanyakan bekerja sebagai petani dan tinggal jauh dari Jaraksari. Untuk bisa mengikuti pengajian seminggu sekali saja mereka harus menyisihkan waktu yang tidak sedikit.
Setiap seusai pengajian, anggota jamaah akan mendapatkan air putih. Yang percaya, air itu dapat dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan, misalnya untuk menyembuhkan penyakit.
Kiai Asnawi mengatakan, air yang dibawa pulang oleh jamaah adalah air yang telah mengandung doa. Yakni, doa dari semua anggota jamaah yang dilakukan saat mereka mengaji.
Pada Ramadan tahun ini pengajian Selasa dan Jumat akan berakhir pada 25 Ramadan bertepatan dengan Selasa Kliwon. Sesudah itu, empat hari yang tersisa sebelum Hari Raya Idul Fitri akan dimanfaatkan oleh Kiai Asnawi dan warga sekitar untuk membersihkan masjid. (Tri Widayat-76e)
No comments:
Post a Comment