Jumat, 25 Februari 2005 11:25
Jakarta, NU Online
Rombongan Panitia Pelaksana Muktamar Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah ke 10 yang terdiri dari KH Habib Mohammad Lutfi Ali Yahya Pekalongan dan Drs. HM. Chabib Thoha, MA melakukan audiensi dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla untuk melaporkan persiapan pelaksanaan muktamar semalam (24/02) di rumah dinas wapres Jl. Diponegoro.
Pertemuan tersebut sekaligus untuk mengundang wapres dalam acara penutupan muktamar yang akan diselenggarakan mulai tanggal 27 Maret – 2 April 2005 yang bertempat di kota Pekalongan Jawa Tengah. Ketua Panitia HM Chabib Thoha mengungkapkan bahwa presiden SBY direncanakan akan membuka pelaksanaan muktamar tersebut.
Kakanwil Depag Jateng tersebut juga mengungkapkan bahwa muktamar kali ini tidak ditempatkan di pesantren dan menyatu dengan masyarakat langsung. Para muktamirin akan ditempatkan di rumah-rumah penduduk. “Sudah 1500 rumah yang bersedia menampung muktamirin dan setiap rumah rata-rata bersedia menampung 5 orang serta 700 mobil yang siap dipinjamkan untuk kepentingan muktamar dari warga Pekalongan dan sekitarnya. Ini merupakan pesta rakyat untuk tarekat” ungkapnya.
Untuk acara-acara persidangan kegiatan resmi muktamar lainnya akan ditempatkan di gedung pemerintahan di Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan dan Kab. Batang.
Beberapa kegiatan penunjang juga dilakukan seperti seminar di STAIN Pekalongan dengan tema “Peranan Tarekat dalam Mengatasi Persoalan Bangsa dan Negara.” Untuk memeriahkan acara tersebut juga dilakukan bazaar yang diikuti oleh 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah serta para pengusaha.
“Dalam bazaar ini, panitia tak mengambil keuntungan, tetapi mereka diwajibkan memberikan souvenir tentang tarekat, terserah bentuknya sebagai salah satu bentuk sosialisasi tarekat,” tambahnya.
Selain itu juga terdapat kuis yang bisa diikuti oleh peserta mulai dari SD/MI, SMP/Madrasah Tsanawiyah, SMU/Madrasah Aliyah dan umum.
Peserta muktamar terdiri dari idarah syu’biyah (pengurus cabang), idarah wustho (pengurus wilayah) dan idaroh aliyah (pengurus besar). Saat ini sudah terdapat 170 cabang dan 17 pengurus wilayah yang sudah memiliki SK. “ini menunjukkan bahwa masih banyak warga NU yang belum mengikuti tarekat,” tandasnya.(mkf)
No comments:
Post a Comment