Selasa, 22 November 2005 19:47
Jakarta, NU Online
Di antara sekian organisasi keislaman hanya NU yang paling gigih menghidupkan amalan tarekat, karena itu sampai saat ini gerakan tarekat menjadi sangat luas, yang itu kemudian dihimpun dalam Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah. Organisasi yang dipimpin KH Habib Luthfi itu kemarin melantik Pengurus Wilayah Thariqah NU Sumatera Barat (Sumbar) periode 2005-2009 yang baru terbentuk.
Pelantikan itu sangat bersejarah karena ditempatkan di makam Syeh Burhanuddin di Ulakan, ulama penyebar Islam Minangkabau abad ke 17, murid dari Syah Kuala dari Aceh. Pemilihan tempat itu ditentukan sendiri oleh Habib Luthfi yang berupaya menyambungkan Tarekat NU dengan guru awalnya yakni Syeh Burhanuddin yang adalah seorang guru besar tarekat yang pengaruhnya menyebar hingga ke Jawa.
Dalam sambutannya Habib Luthfi mengatakan bahwa pengembangan tarekat saat ini disamping memiliki tujuan spiritual, tetapi juga harus dikaitkan dengan upaya membangun mental bangsa. Bangsa ini hanya akan aman dan sejahtera bila dikembangkan melalui perspektif tarekat atau tasawuf, sebagaimana yang pernah dilakukan syekh Burhanudin di masa lalu.
Saat ini tarekat berkembang sangat besar di kalangan masyarakat Sumatera Barat, walaupun paham Wahabi pernah menghancurkan gerakan ini karena dianggap sesat dan khurafat. Ttetapi karena telah melekat di hati masyarakat, maka terus berkembang. Jama'ah tarekat terbesar adalah Naqshabandiyah dan Sattariya, sedangkat tarekat yang lain seperti samaniyah, tijaniah ada tetapi pengikutnya sedikit.
Upaya Nahdlatul ulama yang gigih dalam memperjuangkan eksistensi tarekat itu mendapat simpati dari kelompok lain sehingga tarekat memiliki posisi yang sangat terhormat. Mengingat jasa NU dalam mengelola kelompok tasawuf itu, maka banyak kalangan tarekat dari kelompok lain termasuk dari Perti yang menggabungkan diri dalam thariqat Annahdliyah ini. Mereka yang bergabung bukan awamnya malah dimulai dari para mursyidnya, yang selama ini berafiliasi ke Perti, sehingga sekarang banyak yang menjadi pengurus Thariqah Nahdliyah. Demikian menurut keterangan Bagindo Muhammad Letter Rais Am Idarah Wustho Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah Sumbar kepada NU Online.
Bahkan kegiatan Thariqat itu juga dilanjutkan dengan ziarah ke beberapa makan para wali yang ada di sana seperti ke makam Syeh Abdurrahman Batu hampar, ke makan Syeh Sulaiman Arrasuli dan sebagainya. Mereka itu menurut Habib Luthfi yang memimpin rombongan itu, ibarat Walisongo yang ada di Jawa yang jasanya sangat besar dalam menyebarkan Islam di tanah Sumatera, karena itu selayaknya mereka diziarahi, sebagai bentuk rasa hormat atas jasa mereka.
Selanjutnya dikatakan Bagindo Letter dalam sambutannya bahwa penempatan kegiatan Thariqot NU di Makam Syeh Burhanuddin Ulakan itu, di samping untuk mengenang jasa beliau, juga memang dimaksudkan untuk menjamiyahkan masyarakat thariqat, memang secara kultural mereka adalah ahlussunnah-Nahdliyah, tetapi mereka tidak berorganisasi NU, maka melalui jamiyah thoriqah NU ini mereka secara institusional di NU kan. Dan diluar dugaan mereka secara terbuka menerima ajakan itu, karena mereka merasa difasilitasi dan dilindungi oleh NU. (ltn)
Mudah-mudahan upaya ini dapat diikuti oleh idaroh wustho lainnya atau idaroh syu'biyah di seluruh negeri ini. Saya yakin dengan thoriqoh, umat Islam akan tampil gemilang sebagaimana zaman keemasannya dahulu. Umat Islam sangat memprihatinkan seperti sekarang ini, penyebabnya hanya satu ya'ni mereka tidak berthoriqoh, sebagaimana thoriqoh Rosulillah Saw.
ReplyDelete