Idul Khotmi atau perayaan pengangkatan guru (mursyid) Tarekat Tijaniyah menjadi wali Allah yang digelar di Pamekasan, bisa dibilang merupakan acara massal terbesar pertama di Madura pada 2009. Acara yang puncaknya akan berlangsung hari ini, Minggu (15/2), dihadiri oleh pengikut Tijaniyah di Indonesia, yang totalnya puluhan juta jemaah.
Acara puncak Idul Khotmi ke 216 akan digelar di Masjid Agung Asy-Syuhada Pamekasan mulai pukul 08.00 pagi ini dan berakhir pukul 13.00 WIB. Dua hari sebelum acara puncak, telah diadakan acara pendahuluan di Ponpes Tegal Al-Amien, Prenduan, Sumenep.
Menurut sekretaris panitia Idul Khotmi Nasional ke-217 Tarekat Tijaniyah, Drs H M Djatim Makmun, jemaah yang akan hadir pada acara puncak sekitar 200.000 orang. Mereka akan ditampung di 59 penginapan, yang meliputi rumah warga dan ponpes di Pamekasan.
Berdasarkan pengamatan Surya, jumlah bus yang mengangkut mereka sekitar 1.000 armada. Itu belum termasuk yang membawa kendaraan pribadi. Sebagian jemaah sudah ada yang tiba di Pamekasan mulai Kamis (12/2) malam.
Ponpes Al-Amien Prenduan, Sumenep, jadi tujuan pertama karena tempat ini merupakan pusat pengembangan ajaran Tarekat Tijaniyah di wilayah Madura. Di Madura, pengembangan tarekat dirintis oleh pendiri Ponpes Al-Amien Prenduan KH Jauhari Khothib, dan kemudian diteruskan oleh putranya KH Moh Tidjani Djauhari MA. Setelah 10 bulan lalu KH Moh Tidjani wafat, kini putranya KH Fauzi Tijani Lc menjadi penerus.
Secara internasional, Tarekat Tijaniyah dipelopori oleh Syekh Ahmad at-Tijani yang dilahirkan pada tahun 1737 di negara Aljazair (Afrika). Beliau dikenal mempunyai keistimewaan di atas manusia umumnya, karena sejak berumur 7 tahun telah hafal al-Qur’an dan sejak kecil mempelajari berbagai cabang ilmu seperti Usul, Fiqh, dan sastra.
“Bahkan di usia remaja, beliau telah mahir cabang-cabang ilmu agama Islam,” ujar Ahmad Syarif, seorang jemaah Tijaniyah asal Jawa Tengah.
Menurut ketua pelaksana Idul Khotmi, KH Sufyan Nawawi, setiap Idul Khotmi (termasuk yang kini digelar di Madura) selalu dihadiri pula oleh pemimpin Tarekat Tijaniyah dari berbagai negara asing.
“Terutama dari Aljazair dan Maroko yang merupakan cikal bakal lahirnya tarekat Tijaniyah ini,’’ ujar KH Sufyan Nawawi, Sabtu (14/2).
Oleh karena itu, Idul Khotmi akan diisi pula dengan tausiyah oleh Syekh Muhammad Thohir Al-Husaini dari Aljazair dan Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Hafidhz dari Mesir.
Selain itu, juga hadir para wakil tarekat-tarekat lain yang tergabung dalam Tarekat Muktabaroh Indonesia dan Tarekat Muktabaroh An-Nahdliyah, yaitu tarekat yang tergabung dalam wadah Nahdlatul Ulama (NU).
KH Sufyan mengungkapkan, Tarekat Tijaniyah adalah salah satu tarekat dari 43 Tarekat Muktabaroh Indonesia atau tarekat yang diakui keabsahannya. Di Indonesia, pengikut tarekat ini ada sekitar 10 juta jiwa. Sekitar 40 % dari mereka adalah kalangan kyai dan pemimpin ponpes, yang tersebar di 14.657 ponpes.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Pamekasan, Kompol Bambang Sulastro, menyatakan, polisi terpaksa menutup seluruh akses jalan kota saat puncak kegiatan Idul Khotmi berlangsung hari ini. Sebab, jemaah yang akan hadir pada kegiatan itu dipastikan akan memenuhi kota Pamekasan.
“Jadi Minggu (15/2) ini, arus lalu lintas di dalam kota Pamekasan dipastikan akan lumpuh total. Makanya, akses lalu lintas yang menuju kota Pamekasan semuanya kami tutup,” kata Bambang. (achmad rivai)
Sumber: Surya, Minggu, 15 Februari 2009
No comments:
Post a Comment