Tuesday, December 1, 2009

"Sumber Nafsu Amargi Kathah Dahar ..."

SM Jumat, 21 Oktober 2005

RIBUAN umat Islam duduk bersimpuh. Kepalanya menunduk. Dari mulut mereka terdengar serempak untaian kalimat-kalimat zikir. Tersirat, segala kesalahan yang terlewat mereka ikrarkan melalui gema istigfar (mohon ampun-Red) yang membahana. Kezaliman sebagai sumber musibah, fitnah, dan kerusakan mereka yakini sering kali terjadi pada diri masing-masing secara sengaja ataupun tidak.
Ketidakberdayaan sebagai hamba yang lemah juga terkuak dengan pengakuan, tiada daya upaya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung (lahaula wala quwwata illa billahi al 'aliyyi al 'adzimi). Sesekali pengakuan atas kelemahan itu ditingkahi dengan kalimat-kalimat keagungan (jalal), keindahan (jamal), dan kasih sayang (rahman rahim) Allah. Untaian zikir bertabur Asmaul Husna mereka lafalkan, menyiratkan upaya seorang hamba yang ingin mendekat kepada Yang Memiliki Asma.
Meski posisi tempat bersimpuh sangat sempit, tak menyurutkan semangat zikir dan ketenangan mereka. Itulah kilas acara zikir akbar di Masjid Agung Baitul Makmur Alun-alun Kota Jepara, Rabu (19/10) malam lalu.
Zikir dipimpin langsung kiai khos Syekh Ahmad Asrori Al Ishaqi. Ribuan orang dari berbagai penjuru kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur hadir hingga pelataran dan Jalan Kartini depan masjid penuh dengan jamaah. Panitia menyediakan beberapa unit layar kaca agar bisa menyaksikan langsung pemimpin zikir.
Bupati Jepara Drs H Hendro Martojo MM dan segenap unsur Muspida, DPRD, para sesepuh dan ulama Jepara hadir dalam acara itu.
Model khas tuturan Syekh Asrori dengan petuah-petuah menyejukkan, membuah jamaah betah menyimaknya. Pimpinan Pondok Pesantren Al Fitrah Kedinding Surabaya itu membuka pembahasan dengan mengungkap sejarah awal perintah puasa atas para nabi, rasul, dan segenap umatnya.
Dia mengungkapkan, puasa (shiyam) secara arti kata adalah menahan atau ngereh. Tepatnya menahan atau melawan apa yang menjadi musuh Allah. Iblis melalui godaan nafsu kepada umat manusia masih menjadi pemeran penting dalam sejarah perjalanan umat manusia .
Banyak Makan
"Sumber nafsu syahwat menika amargi kathah dahar saha kathah ngunjuk (Sumber nafsu syahwat itu timbul karena (manusia) banyak makan dan minum-Red)," papar guru besar Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah itu.
Sembari duduk di atas kursi ukir, Syekh lantas membeber sepenggal proses penciptaan akal dan nafsu. Dia mengatakan, saat akal tercipta, kali pertama Allah berkata kepada akal itu, "Menghadaplah dan berpalinglah." Akal pun menuruti perintah itu. Lantas Allah bertanya, "Siapa engkau dan siapa Aku (man anti wa man ana)?" Akal menjawab, "Engkau Tuhanku, dan saya adalah hamba-Mu yang lemah (anta robbii, wa ana abduka al dloif)."
Syekh menekankan, betapa secara kodrat akal adalah makhluk yang lemah. Sementara itu fenomena kontras seringkali terjadi, manusia terlalu mengangungkan akalnya yang terbatas. (M Sanomae, Sukardi-17j)

No comments:

Post a Comment