Duta Masyarakat Sabtu, 25 April 2009 | |
PEKALONGAN � Hiruk-pikuk politik pasca pemilu seperti akan boikot pemilihan presiden (pilpres), kisruh daftar pemilih tetap (DPT) hingga belum tuntasnya penghitungan suara, membuat gelisah dan prihatin Rais Am Idaroh Aliyah Jam�iyyah Ahlit Thariqah Al Mu�tabarah An Nahdliyyah, Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya. Kegelisahan itu disampaikan Habib Luthfi pada saat memberikan taushiyah di puncak acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1430 Hijriyah di Gedung Kanzus Sholawat Pekalongan, belum lama ini. �Kita mestinya malu dengan orang yang sudah mati, beliau para aulia yang sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, masih mampu memberikan kedamaian dengan memberikan rezeki bagi masyarakat yang masih hidup di sekitar makam,� kata pemimpin tarekat-tarekat NU ini. Lebih dari itu, ujar Habib, beliau yang sudah mati juga mampu merukunkan kepada umat Rasulullah yang masih hidup tanpa harus bertengkar meski mereka berbeda baju dan partai. �Lha kita yang masih hidup, malah bertengkar dan ingin mengacaukan hasil pemilu, apa kita rela NKRI terbelah hanya gara-gara yang sepele ini?� Taushiyah Habib Luthfi yang juga Ketua Majelis Ulama (MUI) Jawa Tengah tak biasanya disampaikan disaat puncak peringatan maulid nabi di Kanzus sholawat. Sebagai khodimul maulid, Habib Luthfi pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak duduk manis dan menyalami tamu-tamunya yang hadir. Meski dalam susunan acara, tidak ada jadual Habib Luthfi akan memberikan taushiyah, akan tetapi karena ini dianggap penting, akhirnya diagendakan setelah Menteri Komunikasi dan Informatika memberikan kata sambutan atas nama Presiden RI. Habib Luthfi meminta kepada yang hadir agar tidak mudah termakan isu dan rongrongan atas upaya gerakan pemecah belah kesatuan. (ful) |
Sunday, December 6, 2009
Habib Luthfi Pun Gelisah dengan Kisruh Pemilu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment