Sunday, December 6, 2009

Hilal Tak Terlihat

Duta Masyarakat Selasa, 30 September 2008

SURABAYA�Warga Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah diperkirakan berlebaran bareng. Pasalnya hasil rukyatul hilal di sembilan titik di Jawa Timur Senin (29/9) malam tidak membuahkan hasil. Para perukyat tidak melihat hilal (bulan).

Kesembilan titik rukyatul hilal tersebut adalah Pantai Nambangan Surabaya, Bukit Condro Gresik, Tanjung Kodok Lamongan, Pantai Serang Blitar, Pantai Gebang Bangkalan, Pantai Nyamplong Jember, dan Pasir Putih Situbondo. �Ketujuh tempat ini tidak terlihat dan cuacanya mendung,� kata H Sholeh Hayat, Wakil Tanfidziyah PWNU Jatim, tadi malam.

Sedang dua tempat lain yakni Pantai Ambet Pamekasan, dan Krapat Tunggal Bawean, tidak terlihat apa-apa meski cuacanya saat ini terlihat cerah. �Hasil rukyatul hilal ini dilaporkan ke PBNU sebagai landasan dalam sidang itsbat,� katanya.

Jika hasil dari PWNU Jatim dijadikan sebagai patokan PBNU dalam menentukan 1 Syawal 1429 H atau Idul Fitri, maka akan digenapkan atau diistikmalkan sesuai hasil rukyat, puasa Ramadhan menjadi 30 hari.
�Meski hitungan hisab secara jelas tidak bakal terlihat (rukyatul hilal) tapi sesuai syariat agama dan ajaran ahlussunnah wal jamaah, NU tetap melakukan rukyatul hilal,� terang Koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jatim ini.

Karena, lanjut Sholeh, dari rekap hasil perhitungan ijtima� dan tinggi hilal dari metode/sistem yang ditelaah melalui 19 kitab, tinggi bulan rata-rata 1o. Seperti Sulla�im Mayyirain Ijtima� pukul 14:36 tinggi hilal 1o27�30", sedangkan Fathu Al Radf Al Manan, ijtima� pukul 15:22 tinggi hilal terletak pada 1o4�30". �Prediksi awal, dari hasil hitungan ini kemungkinan tidak terlihat cukup besar,� terang Sholeh.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Dr Syafiq Mughni menyatakan sejak awal puasa kemarin pihaknya telah menetapkan 1 Syawal 1429 H akan jatuh pada 1 Oktober mendatang sesuai penghitungan tim ahli hisab PWM Jatim yang dilakukan pertengahan Juli lalu. �Dalam rapat penetapan penghitungan itu, Muhammadiyah sudah menetapkan hari raya Idul Fitri jatuh pada 1 Oktober 2008 besok,� terang Prof Mughni.

Sudah Lebaran

Namun Tarekat Naqsyabandiyah di Kota Padang sudah takbiran Ahad malam. Menurut ajaran mereka, 1 Syawal 1429 Hijriah, jatuh pada pukul 14.00 WIB Senin kemarin (29/9). Sedangkan komunitas muslim Al Muhdor sebuah varian aliran tarekat di Desa/Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, sudah salat Ied, Ahad (28/9).

Malam takbiran Naqsabandiyah di Kota Padang dilakukan di Surau Baitul Makmur dan Surau Baru, Kelurahan Binuang, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Di Surau Baitul Makmur jumlah jamaah yang mengikuti takbiran 13 laki-laki dan 31 orang perempuan.

Menurut pimpinan muslim pengikut ajaran Tarekat Naqsyabandiyah, Syafril Malin Mudo, kaumnya menentukan jatuhnya 1 Syawal berdasarkan bilangan malam dengan berpuasa selama 30 hari. Dengan perhitungan bilangan malam itu, jamaah Tarekat Naqsyabandiyah di Kota Padang menggelar salat Idul Fitri 1429 Hijriah, Senin (29/9) siang di surau-surau kaumnya. Mereka memulai ibadah puasa Ramadhan 1429 Hijriah pada Sabtu, 30 Agustus 2008, atau dua hari lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah Indonesia Senin, 1 September 2008.

Sedang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menetapkan 1 Syawal pada tanggal 30 September 2008. Para anggota HTI akan melaksanakan Salat Idul Fitri pada hari Selasa pagi ini. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I HTI Sulsel, Shabran, mengatakan hal tersebut di Sekretariatnya, di Makassar, Senin. Dia menjelaskan, metode yang mereka gunakan adalah hisab (perhitungan matematika astronomi) dan rukyah (pandangan mata). Dari hisab yang mereka lakukan, posisi bulan saat ini sudah akan mendekati posisi 0 (nol) derajat pada poros bumi-matahari. Pihaknya memperkirakan, posisi nol derajat akan terjadi pada hari Senin (29/9), pukul 15.00 WIB.

Imam Salat Ied

Sejumlah nama imam dan khatib yang akan memimpin salat Id di Surabaya dan Sidoarjo di antaranya Drs. Syafi�i di halaman Masjid Al-Badar, Jl. Kertomenanggal IV/1, Drs. M. Nidhom Hidayatullah di halaman Tugu Pahlawan, KH. Mu�ammal Hamidy, Lc di lapangan Gelora 10 Nopember.

Kemudian Drs. H. M. Wahyudi Indrajaya di lapangan Waduk Kedurus Dukuh I, Imam Syaukani, MA di halaman Masjid Taqwa Banjarsugihan, Ir. H. Imam Sugiri, MM di lapangan Hokky, Jl. Dharmawangsa, Prof. Dr. Syafiq A. Mughni MA di lapangan Gunungsari Indah AA-EE, Gunungsari, Prof. Dr. Ir. H. Ika Radjatun di Terminal Bratang, Drs. Imam Addaruqudni, MA. di Jl. Wiguna Gununganyar. Sedangkan di Sidoarjo di antaranya Prof. Dr. A. Jainuri, MA di halaman Masjid An-Nur Sidoarjo, Jl. Mojopahit Sidoarjo, Drs. Yoyon Mudjiono, M.Si. di lapangan belakang Kantor Polisi Lama Sedati Gede, Prof. Dr. Imam Bawani, MA di lapangan Taman Pondok Jati Geluran. (sir)

No comments:

Post a Comment